Senin, 23 Maret 2015

My Own Diary : Merancang Papan Surfing Hingga Tiarap Bahagia

ditulis oleh : Dimas D Saputro

     Pengetahuan yang sedikit mengenai surfing, namun pernah mencoba surfing di Watukarung membuat kami semakin bersemangat agar bisa surfing di Gunungkidul. 
Suatu siang Mas Dany mengrimi saya pesan  melalui whatsapp, saya harus main ke rumahnya. Ketika saya sampai di rumahnya, saya langsung dipameri video tutorial membuat papan surfing dan skimboarding. Kami ngobrol sepanjang sore mengenai tekhnis pembuatan papan surfing, lagi-lagi dengan pengetahuan se-adanya kami memutuskan untuk merancang papan surfing kami. Beberapa hari kemudian mas Dany mengirimkan foto jika dia sudah membeli gabus. Saya langung menuju rumahnya dan mulai menshaping gabus yang dibelinya. Saat itu kami sangat yakin dan bangga bisa membuat papan surfing sendiri, namun sampai sekarang gabus shaping-an saya belum juga selesai dikerjakan. 
Ombak yang terlalu besar, kemampuan renang yang pas-pasan, dan nafas rokok, membuat kami sempat ragu untuk meneruskan rencana surfing di Gunung Kidul. Akhirnya mas Dany memutuskan membuat papan skimboard terlebih dahulu, dan berhasil. Setelah papan skimboard ala kadarnya jadi mas Dany mencoba papan tersebut di pantai Drini.

"Wah, meluncurnya kenceng, kemarin aku nyoba sama sepupuku. Seru sekali rasanya, aman loh buat main-main di Gunung Kidul." kata mas Dany dengan bahagia dan menggebu-gebu.

     Dia menunjukan beberapa foto-fotonya kami langsung bersemangat dan menentukan jadwal untuk mencoba papan skimboarding tersebut. Sembari snorkling kami mencoba papan skimboard tersebut di Sadranan, karena kami tak tahu papan itu harus diberi wax terlebih dahulu, alhasil kami hanya terpeleset dan terpeleset. Setelah laut agak surut kami mencoba meluncur di ombak-ombak pecah Sadranan. Kita teriak-teriak, "Berhasil meluncur, kenceng juga, gilaaa, kereen." ketika kami mencoba papan skimboard tersebut pertama kali juga perjumpaan kami dengan dua surfer bule, kami malu-malu untuk berkenalan dengan surfer tersebut, kami hanya memvideokan moment tersebut.
Pengalaman pertama dengan papan ala kadarnya, dan bisa meluncur membuat kami semakin bersemangat surfing. Saat itulah lahir istilah yang akan menjadi menjadi filosofi kami dalam bermain surfing "Tiarap Bahagia"



pic atas: dokumentasi 2013 dibantu bro iwan (main gitar)



pic atas: dokumentasi 2013 awal mencoba papan eksperimen, ikut serta menemani, bro ndoleng (kacamata)


pic atas: dokumentasi 2013, papan yang tidak jelas bentuk dan fungsinya ini memberikan nuansa dan semangat baru bagi kami untuk semakin intens pergi ke laut ("mantai" istilah kami). Hutan UGM jalur lintas Piyungan - Gunungkidul adalah tempat kami sarapan pagi. Dengan bekal nasi kucingan, kita istirahat sejenak sambil udud-udud (merokok). Tapi sayang sekali akhir 2014 tempat itu sudah di pagar kawat berduri dan dilarang masuk untuk umum. Alhasil..kita kehilangan tempat sakral untuk ritual sarapan pagi.#sedih brow


LINK BAWAH VIDEO AWAL TIARAP BAHAGIA ITU ADA (video jadul kami)






My Own Diary : 3 Idiots tersesat di Pacitan

ditulis oleh: Dimas D Saputro     

     Siang hari disebuah bengkel di Jalan Kaliurang, saya bertemu dengan pegawai UGM yang hobinya mancing. Obrolan kami langsung seru karena kami membicarakan ombak dan tentunya salah satu hobi baru saya, snorkling. Setelang membicarakan karakter ombak laut selatan, pasang surut air laut, hingga kapan waktu laut selatan cukup tenang, dia menyebut pantai-pantai yang pernah dikunjunginya. Dia merekomendasikan Watukarung sebagai salah satu pantai yang harus kami kunjungi.
    Saya langsung share di grup pasang surut laut, mengenai pantai di antah berantah tersebut. Watukarung berada di Pacitan, sebuah pantai yang terkenal memiliki ombak bagus tapi ganas untuk bermain surfing. Setelah mencari info lengkap mengenai keberadaan Watukarung kami langsung menentukan hari baik, kapan kami berangkat kesana?
    Awalnya saya berangkat berdua, saya dan Mas Dany, kemudian salah satu grup snorkling kami menyusul agak siang. Berangkat dari Jogja jam 05.30 kami tiba di Watukarung jam 08.30, satu jam kemudian Aan menyusul. Niat awal kami adalah snorkling, karena kami tidak tahu jika Watukarung adalah salah satu spot surfing berskala internasional. Kami menyesal ketika pertama sampai ke Watukarung, karena ternyata biota bawah lautnya tak seperti yang kami bayangkan dan ombaknya besar-besar kayak monster.
     Kami berkenalan dengan seorang pedagang makanan lokal, karena kami tidak bisa banyak bermain-main snorkling di sana. Ternyata anak  bapak penjual makanan tersebut juga belajar surfing, saat mengetahui hal tersebut, seolah-olah ada pelangi muncul di kepala kami. Obsesi kami untuk bermain surfing di Gunung Kidul, dan kami tidak tahu sama sekali tentang surfing sekarang mulai menampakan titik terang.
     Kami langsung meminjam papan surfing dari warga lokal, kami paddle-paddle kecil di pinggiran pantai. Mungkin dalam hati surfer-surfer bule di sana berkata "Siapa mereka itu, orang-orang idiot yang ingin belajar surfing?" Setelah kami gali informasi lebih banyak tentang watu karung, kami terbahak-bahak tak henti-henti, "Oalah, wong edan kabeh, ra iso surfing kemaki arep surfing nang Watukarung." (Oalah, orang gila semua, belum tahu surfing aja udah mau surfing di Watukarung). Ternyata, watu karung bukan tempat belajar surfing, tapi tempat surfer-surfer pro menunjukan skill mereka. Ombak degan power penuh, barel, arus bawah laut yang kuat, serta ombak besar membuat Watukarung hanya boleh buat surfer intermediate sampai profesional.  -  Salam Tiarap Bahagia  -

pic atas: dengan susah payah dan beberapa kali tersesat, sampai juga disini


pic atas: kiri, terlihat senang bukan main pertama kali bisa pegang papan selancar yang asli.
pic kanan: Obrolan konyol, bagaimana cara menggunakanya.


pic atas: bergantian mencoba dan merasakan papan selancar, asal pakai tanpa tahu cara teknis yang benar.  Alhasil, otot pegal semua.


pic atas; salam dari kami trio cumi-cumi



Minggu, 22 Maret 2015

WAKEBOARDING PANTAI JOGJA

Ditulis oleh: pasangsurutlaut

Wakeboarding dengan papan selancar di pantai selatan Jogja. APA BISA???

     Bisa dibilang ini adalah sebuah hal baru di Jogja, tepatnya di pantai selatan Jogja,
Dan salah satu Cara lain juga untuk bersenang-senang menikmati keindahan pantai selatan Jogja. Hari itu, tepatnya jumat 20 Maret 2015 di pantai Ngandong Gunungkidul Jogja, pertama kalinya permainan ini diperkenalkan oleh Hadi Hulk mahasiswa di Jogja asal Mentawai kepada beberapa teman-teman Happy Surf Jogja yaitu mas Ganef (pemuda pelopor wisata GK), Tigo, Kristafo, Dimas dan warga sekitar yang saat itu kebetulan ikut menyaksikan. Dan uniknya lagi, media yang digunakan bukan menggunakan papan standar untuk wakeboarding, tapi menggunakan papan surfing (surfboard). Sontak kami terheran-heran dengan apa yang akan dilakukan oleh Hadi Hulk, teman kami yang berperawakan tubuh hitam, kekar dan kokoh laksana batu karang yang tahan banting terhadap segala kondisi cuaca ini ha..ha..ha..(yang merasa di sebutkan namanya boleh ketwa bro) ha..ha..

     Dengan perahu motor yang di nahkodai oleh hery twin "JOGO SEGORO", ditemani oleh kawan-kawan penggembira dari "Project Child" kita start dari pantai Ngandong meluncur kepantai krakal. Saat itu terlihat Hadi Hulk dengan lihainya mengendarai papan seluncurnya yang di tarik oleh seutas tali yang di ikatkan ke perahu motor. Tampak sesekali papan seluncurnya melompat-lompat diatas lekukan gelombang. Benar-benar terlihat asyik menyenangkan dan sepertinya terlihat begitu mudah untuk dilakukan, sepertinya sich...he..he..he..

     Mungkin ada temen-temen atau wisatwan lain yang berminat dan ingin mencoba, monggo di persilahkan. Tentu dangan syarat dan ketentuan tertentu, seperti wajib bisa berenang dan lain sebagainya. Silahkan datang saja ke pantai Ngandong Gunungkidul Jogja dan hubungi Hery Twin di rumah makan Jogo Segoro. - salam tiarap bahagia -



pic atas: Hadi Hulk in action - wakeboarding with surfboard


pic atas: fun banget bro


pic atas: Lagi tidak ada ombak, ini pun bisa jadi alternatif lain buat fun


pic atas: Hery Twin "Jogo Segoro" no dua dari kanan (celana warna hitam)


pic atas: selfie dengan stick ranting pohon bersama Hadi Hulk, legenda surfer gunungkidul Jogja (bertopi) dan Dimas, pengamat ombak pantai selatan Jogja (celana biru) dan mbak-mbak dari "Project Child" (berbikini dibelakang)


pic atas: paling kiri Ganep heuheu (pemuda pelopor wisata Gunung Kidul)



pic atas: View pantai Ngandong Gunungkidul Jogja







Senin, 09 Maret 2015

My Own Diary: Berawal dari Snorkling

 Siapa yang tak mau menari di atas ombak, merasakan sensasi tergulung ombak? Kami tak membayagkan bahwa surfing itu bisa dilakukan di Jogja. Sejak kecil saya pribadi sudah ter-obsesi untuk bisa bermain surfing. Awalnya saya sedang berlibur di Bali bersama keluarga 13 tahun yang lalu. Melihat surfer yang bermain di pantai kuta saya langsung terobsesi untuk menjadi seorang surfer juga.
Saya dan Mas dany bertemu pada tahun 2007, kita sama sekali tidak membahas laut. Waktu itu kami bertemu dalam sebuah acara, Pada tahun 2012 kami bertemu kembali, saat itu mas Dany sudah berjalan-jalan dari ujung ke ujung Indonesia. Dia mulai bercerita pengalaman snorkling di Karimunjawa. Saya menjadi berminat untuk ikut snorkling, tapi sebagai mahasiswa yang uang sakunya pas-pasan saya tak mungkin jalan ke Karimunjawa. Mas dany langsung mempunyai tawaran menarik, jika mau snorkling tak usah jauh-jauh cukup di Gunung Kidul saja. Saya tercengang mendengar bahwa di Gunung Kidul ada pantai yang bisa snorkling. Seminggu kemudian saya langsung beli kacamata snorkling di sebuah toko di Jalan Mataram. Waktu itu di Jogja Belum banyak orang yang menjual kacamata snorkling. Saya langsung berangkat ke pantai yang saat itu masih dirahasiakan.
Mendengar kata Sadranan sekarang pasti sudah sangat lazim, tapi dulu mencari Sadranan itu setengah mati. Beberapa kali snorkling di sana membuat komunikasi kami semakin intens, akhirnya pada tahun 2013 kami membuat grup snorkling di whatsapp bernama pasang surut laut. Di grup itu kami berempat, Mas dany, Mas Aan, Iwan, dan tentunya saya sendiri. Di tahun 2013 ketika kami snorkling bersama, tidak sengaja kami melihat sepasang orang sedang bermain surfing, mulai saat itu kami menjadi semakin menggila dan menggebu-gebu untuk bisa bermain surfing. Hampir setiap hari kami berkomuikasi dan mencari info tentang belajar surfing, membeli papan surfing, dan semua hal yang berkaitan dengan surfing.

Salam Tiarap Bahagia
Dimas D Saputro


pic atas: mas dany dan mas aan, berdua dan awal pertama mencoba untuk mendokumentasikan jenis ikan dan biota laut di Pantai sadranan, jogja


Pic atas: Mas dany dan mas Aan bertemu dengan Rimba Samudra / Rimba Asmoro, warga lokal pantai Sadranan. Dengan peralatan snorkeling yang minimalis dan alat tembak ikan hasil karya sendiri, bro rimba setiap hari mengandalkanya  untuk mencari lauk pauk untuk konsumsi sendiri. Jadi boleh dibilang beliaulah nabi adamnya snorkeling di pantai Sadranan Jogja. Lain kali akan saya share video underwater bro Rimba saat spear fishing di tahun 2012, dengan kualitas kamera hp yang masih di bungkus dengan plastik.


Pic atas: Saking tergila-gilanya dengan snorkeling, akhirnya timbul ide kreatif mas Aan mengutak-atik pipa pernafasan snorkel. Bagaimana kinerjanya? Tanyakan saja pada mas Dany, ada moment yang lucu dan gila dibalik semua ini.

LINK BAWAH VIDEO SNORKELING pantai sadranan, pantai drini, pantai Slili, dan pantai Nglambor yang pernah di dokumentasikan PASANGSURUTLAUT dari jaman jadul sampai sekarang.

Bawah: video snorkeling pantai Sadranan


Video Bawah: Underwater pantai Slili, Jogja



Video Bawah: Snorkeling Pantai Nglambor, Jogja. Boleh dibilang ini video satu-satunya dan pertama kali underwater pantai Nglambor itu ada.



Video Bawah: kalau yang ini tes kamera underwater pantai Drini, Jogja bersama bro Pras Timor Leste