ditulis oleh : Dimas D Saputro
Pengetahuan yang sedikit mengenai surfing, namun pernah mencoba surfing di Watukarung membuat kami semakin bersemangat agar bisa surfing di Gunungkidul.
Pengetahuan yang sedikit mengenai surfing, namun pernah mencoba surfing di Watukarung membuat kami semakin bersemangat agar bisa surfing di Gunungkidul.
Suatu siang Mas Dany mengrimi saya pesan melalui whatsapp, saya harus main ke rumahnya. Ketika saya sampai di rumahnya, saya langsung dipameri video tutorial membuat papan surfing dan skimboarding. Kami ngobrol sepanjang sore mengenai tekhnis pembuatan papan surfing, lagi-lagi dengan pengetahuan se-adanya kami memutuskan untuk merancang papan surfing kami. Beberapa hari kemudian mas Dany mengirimkan foto jika dia sudah membeli gabus. Saya langung menuju rumahnya dan mulai menshaping gabus yang dibelinya. Saat itu kami sangat yakin dan bangga bisa membuat papan surfing sendiri, namun sampai sekarang gabus shaping-an saya belum juga selesai dikerjakan.
Ombak yang terlalu besar, kemampuan renang yang pas-pasan, dan nafas rokok, membuat kami sempat ragu untuk meneruskan rencana surfing di Gunung Kidul. Akhirnya mas Dany memutuskan membuat papan skimboard terlebih dahulu, dan berhasil. Setelah papan skimboard ala kadarnya jadi mas Dany mencoba papan tersebut di pantai Drini.
"Wah, meluncurnya kenceng, kemarin aku nyoba sama sepupuku. Seru sekali rasanya, aman loh buat main-main di Gunung Kidul." kata mas Dany dengan bahagia dan menggebu-gebu.
Dia menunjukan beberapa foto-fotonya kami langsung bersemangat dan menentukan jadwal untuk mencoba papan skimboarding tersebut. Sembari snorkling kami mencoba papan skimboard tersebut di Sadranan, karena kami tak tahu papan itu harus diberi wax terlebih dahulu, alhasil kami hanya terpeleset dan terpeleset. Setelah laut agak surut kami mencoba meluncur di ombak-ombak pecah Sadranan. Kita teriak-teriak, "Berhasil meluncur, kenceng juga, gilaaa, kereen." ketika kami mencoba papan skimboard tersebut pertama kali juga perjumpaan kami dengan dua surfer bule, kami malu-malu untuk berkenalan dengan surfer tersebut, kami hanya memvideokan moment tersebut.
Pengalaman pertama dengan papan ala kadarnya, dan bisa meluncur membuat kami semakin bersemangat surfing. Saat itulah lahir istilah yang akan menjadi menjadi filosofi kami dalam bermain surfing "Tiarap Bahagia"
Dia menunjukan beberapa foto-fotonya kami langsung bersemangat dan menentukan jadwal untuk mencoba papan skimboarding tersebut. Sembari snorkling kami mencoba papan skimboard tersebut di Sadranan, karena kami tak tahu papan itu harus diberi wax terlebih dahulu, alhasil kami hanya terpeleset dan terpeleset. Setelah laut agak surut kami mencoba meluncur di ombak-ombak pecah Sadranan. Kita teriak-teriak, "Berhasil meluncur, kenceng juga, gilaaa, kereen." ketika kami mencoba papan skimboard tersebut pertama kali juga perjumpaan kami dengan dua surfer bule, kami malu-malu untuk berkenalan dengan surfer tersebut, kami hanya memvideokan moment tersebut.
Pengalaman pertama dengan papan ala kadarnya, dan bisa meluncur membuat kami semakin bersemangat surfing. Saat itulah lahir istilah yang akan menjadi menjadi filosofi kami dalam bermain surfing "Tiarap Bahagia"
pic atas: dokumentasi 2013 dibantu bro iwan (main gitar)
pic atas: dokumentasi 2013 awal mencoba papan eksperimen, ikut serta menemani, bro ndoleng (kacamata)
pic atas: dokumentasi 2013, papan yang tidak jelas bentuk dan fungsinya ini memberikan nuansa dan semangat baru bagi kami untuk semakin intens pergi ke laut ("mantai" istilah kami). Hutan UGM jalur lintas Piyungan - Gunungkidul adalah tempat kami sarapan pagi. Dengan bekal nasi kucingan, kita istirahat sejenak sambil udud-udud (merokok). Tapi sayang sekali akhir 2014 tempat itu sudah di pagar kawat berduri dan dilarang masuk untuk umum. Alhasil..kita kehilangan tempat sakral untuk ritual sarapan pagi.#sedih brow
LINK BAWAH VIDEO AWAL TIARAP BAHAGIA ITU ADA (video jadul kami)